Minggu, 12 Juni 2011

PREDIKSI BIAYA PENDIDIKAN 10 TAHUN MENDATANG

Oleh: Mulyanto*

Pada dasawarsa terakhir, wacana biaya pendidikan menjadi isu penting di negeri kita. Sebuah wacana yang pasti menggelitik para keluarga yang sangat peduli dengan pendidikan anak. Ada baiknya memahami cara Perguruan Tinggi menentukan biaya studi. Walaupun namanya biaya pendidikan beraneka ragam, namun hampir semua perguruan tinggi di Indonesia menetapkan dua jenis biaya pendidikan yaitu sumbangan pendidikan dan biaya kuliah.
Sumbangan pendidikan biasanya dibayar sekali saja ketika mendaftar. Biasanya besar kecilnya sumbangan pendidikan tergantung pada prestasi. Semakin berprestasi tentu saja semakin rendah sumbangan pendidikan begitu juga sebaliknya. Selain prestasi, kadang besar kecilnya sumbangan pendidikan tergantung pada periode pendaftarannya. Makin cepat makin murah, dan sebaliknya. Sepintas sistem ini seperti pesan tiket pesawat, travel, kapal dan sebagainya. Sedangkan biaya kuliah biasanya dibayar tiap semester, biasanya dengan prosedur; Pertama, Biaya kuliah bersifat variabel artinya besaran biaya kuliah tergantung besaran mata kuliah (SKS) yang ditempuh tiap semester. Kedua, Biaya kuliah bersifat tetap artinya besaran biaya kuliah dalam jumlah yang sama, tidak melihat jumlah mata kuliah (SKS) yang diambil mahasiswanya. Ketiga, Biaya kuliah bersifat campuran antara biaya variabel dan biaya tetap. Berarti bahwa sebagian biaya kuliah berjumlah tetap tiap semester dan sebagian lagi bervariasi mengikuti jumlah mata kuliah (SKS) yang ditempuh mahasiswa.  Manakah yang paling murah? jawabanya sama, kita harus menghitung dengan menggabungkan sumbangan pendidikan dan biaya kuliah dengan masa studi normal 4 tahun atau masa studi lebih dari 4 tahun.
Setelah memahami jenis biaya pendidikan. Marilah kita hitung berapa biaya pendidikan 10 tahun mendatang?. Untuk menghitung biaya pendidikan di masa depan kita harus terlebih dahulu menentukan biaya pendidikan sekarang sepanjang 4 tahun karena Perguruan Tinggi tidak akan menaikkan biaya pendidikan sepanjang mahasiswa menempuh masa studi normal 4 tahun.  Anggap saja Rp. 50,000,000. Setelah itu, asumsikan kenaikan biaya pendidikan sejak kita berusia 8 tahun menuju 18 tahun dengan (semoga) menggunakan angka inflasi.
Berdasarkan rumus biaya pendidikan masa depan. Skenario terbaik pasti diharapkan keluarga, karena biaya pendidikan 10 tahun lagi hanya meningkat sebesar Rp. 81,444,731. Tetapi apabila skenario terburuk terjadi, maka keluarga harus mengeluarkan dana 10 tahun lagi sebesar Rp. 202,277,887.
Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan dana pendidkan mulai dari sekarang. Ada dua kelompok keluarga dalam upaya membentuk dana pendidikan. Kelompok pertama adalah kelompok saving minded. Keluarga dalam kelompok ini cenderung memilih produk tabungan pendidikan atau asuransi pendidikan serta kelompok ini cocok apabila skenario ditempatkan pada kenaikan 5% yang terjadi. Sedangkan kelompok kedua adalah investing minded. Keluarga dalam kelompok ini cenderung memilih produk investasi reksadana campuran, reksadana saham, atau saham. Kelompok investing minded tidak akan mengalami kesulitan apabila skenario kenaikan normal 10% bahkan skenario kenaikan terburuk 15% terjadi. Manakah yang paling tepat. Semua tergantung pada profil resiko keluarga dan keyakinan keluarga tentang skenario kenaikan biaya pendidikan.

*Jurusan Matematika dan Komputasi Angkatan 2006
*Ketua Bidang Hikmah periode 2011-2012

“jangan pernah setengah hati, untuk mewujudkan kualitas hidup”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar